Tadi pagi aku menyempatkan diri untuk jogging disekeliling kostan aku tinggal dan perlu untuk kalian ketahui daerah kostan aku tuh ada sebuah Rumah Sakit Jiwa, dan aku juga sempat mencoba untuk mendekat ke sekitar sana untuk melihat aktifitas mereka yang setiap pagi mengadakan senam pagi, dan aku pastinya berjumpa dengan "mereka" yang dirawat disana, maka dari itu postingan ini aku buat, aku ingin sedikit membahas tentang mental, karena menurut aku orang yang jiwa nya terganngu itu juga berhubungan dengan mental.
Seringkali kita temukan disekitar kita, banyak sekali anak yang berpotensi namun kurang mempunyai mental berani untuk menunjukkan kemampuannya. Yang mana hal ini akan mempengaruhi bagaimana pola pikir anak tersebut kedepannya. Sedangkan di masa kini diperlukan banyak sekali pencetak prestasi gemilang untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia sekalipun.
Pembentukan mental pertama kali dibentuk oleh keluarga. Gaya pendidikan tiap keluarga berbeda beda. Ada yang seakan mengekang perkembangan mental anak untuk lebih baik ada juga yang cenderung mengumbar. Masing masing mempunyai nilai plus minus sendiri sendiri.Dan menurut aku orang tua lah yang paling mengerti bagaimana cara mendidik buah hati mereka dengan benar. Dengan daya tangkap anak usia dini yang cenderung cepat, pembentukan mental itu makin cepat tertanam dan sulit untuk dirubah. Walaupun memungkinkan untuk dirubah. Baik buruk nya mental anak dalam menghadapi dunia luar tergantung pada pola pendidikan keluarga tersebut. Kurangnya sosialisasi juga memicu berlanjutnya pola pendidikan yang kurang membangun mental anak secara baik dan optimal. Kurang bergaulnya seorang anak nanti kedepannya akan menjadi masalah jika mereka berhadapan dengan dunia luar, seperti susahnya untuk berinteraksi dengan orang-orang baru.
Yang kedua dibentuk oleh lingkungan sekolahnya. Kita ketahui kurikulum pendidikan sekarang berdasarkan apa yang ditetapkan Pemerintah. Tapi yang selama ini kita ketahui, pembentukan mental tiap anak melalui proses yang berbeda. Tiap individu belum tentu mempunyai karakter yang sama dalam pengajaran.Terkadang dunia pendidikan kurang menekankan bagaimana mental yang baik. Bagaimana cara mencari ilmu yang baik. Dunia pendidikan sekarang seakan menuntut kita memperoleh nilai baik dengan apapun caranya. Baik yang halal maupun haram. Sehingga banyak sekali mental yang cenderung bobrok dikala menjelang ujian atau bahkan saat ujian tiba. Contek sana sini seakan menjadi rahasia umum yang menjadi jalan alternatif para pelajar. Jika yang masih pelajar saja sudah mencontek, bagaimana proses kepemimpinan negara ini kelak?
Bahkan pernah aku menemui seorang orang tua yang menyuruh anaknya mencontek dikala Ujian Nasional. Ini merupakan salah satu tindakan yang sangat persuasif yang mana menuntut anaknya memperoleh nilai bagus dengan cara instan. Dan apa yang terbersit difikiran kalian semua jika melihat orang tua yang bahkan mendukung (kasih duit) anaknya untuk memperoleh kunci jawaban ketika UN ?
Tidak bisa kita prediksi bagaimana nasib mental anak Indonesia beberapa tahun kedepan jika budaya yang negatif masih merajalela bahkan mengakar. Proses sosialisasi sejak dini juga mempengaruhi mental anak. Memperkuat nilai nilai agama juga ikut andil dalam hal ini. Karena nilai kejujuran harus selalu ditegakkan.
Jika kita mencoba menghubungkan masalah mental dan kejiwaan tentu saja sangat erat karena jika kita tidak memiliki sebuah mental yang kuat untuk mengahadapi sesuatu tentu saja gangguan jiwa kita akan terganggu, contoh saja kita telah melakukan kewajiban seperti kuliah rajin, selalu datang dan benar-benar yakin bahwa kita bisa mendapatkan yang terbaik namun hasilnya mengecewakan tentu kita akan sangat menyesalinya dan bisa saja jiwa kita akan terganggu, sebenarnya aku mendeskripsikan diri sendiri dengan menjalani kuliah yang semestinya tapi hasilnya mengecewakan akan tetapi aku sadar bahwa perjuangan aku itu belum boleh berhenti dan mental itu lah yang mampu membuat aku semangat dan hasilnya aku tidak pernah "masuk" RSJ dan semoga aja tidak akan..
Selesai..
Bahkan pernah aku menemui seorang orang tua yang menyuruh anaknya mencontek dikala Ujian Nasional. Ini merupakan salah satu tindakan yang sangat persuasif yang mana menuntut anaknya memperoleh nilai bagus dengan cara instan.
BalasHapus================================================
Mengajarkan generasi copy paste ini ceritanya ya :)
Semua masalah mental bung,"berani" dan "pengecut" berperan..
Hapus