Ada beberapa pandangan yang muncul ketika anak pertama berlaku
sedikit aneh atau emang sebenarnya konyol. “kamu pasti anak pertama” hampir setiap orang berpendapat
seperti itu. Nah,,,mengapa hal ini bisa terjadi di sekitar kita? Toh anak
pertama dengan anak kedua sama. Sama-sama lahir dari ibu yang sama, hanya saja
waktunya yang berbeda. Ada beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa semua
ini bisa terjadi. Diantaranya, anak pertama tidak memiliki sosok abang/kakak di
dalam keluarga. Anak pertama dituntut harus menjadi ikon keluarga untuk menjadi
contoh bagi anak-anak berikutnya.
Seseorang bingung ketika bel tanda pulang sekolah berbunyi dan
tidak ada satupun siswa yang beranjak keluar kelas. Siswa yang berkeinginan
keluar lebih cepat jadi bertanya-tanya ketika berada dalam keadaan ini. “apa
aku salah dengar bel?” apa aku salah kalo keluar sekarang?” atau memang belum
boleh keluar kelas, karena menunggu sesuatu?”. Sama
halnya pada anak pertama, pertanyaan yang sama muncul seketika itu dan membuat
anak pertama harus mikir beberapa kali sebelum melakukan sesuatu. Terkadang apa
yang seharusnya dilakukan harus ditunda karena masih ragu akan kebenaran
langkah yang akan diambil. Hal tersebut akan menyebabkan anak pertama tampak
bingung dan terlihat suka melamun. Hal yang berbeda terjadi pada anak kedua,
anak pada posisi ini dengan mudah menyalahkan anak pertama ketika dia baru saja
menjatuhkan vas bunga dari atas meja ruang tamu. “tadi
kakak menjatuhkan vas yang ada di ruang tengah, sekarang adek jatuhin vas yang
ada di ruang tamu dong”. Pengakuan seperti ini sering terjadi dan berakibat
fatal bagi mereka yang dipanggil “kakak”.
Karena kedua orang tua akan menyoroti si pemberi contoh yang tidak baik.
Hidup di bawah tekanan itu tidak mudah dan tidak enak. Percaya
atau tidak, coba saja ketika kamu menjadi seorang juara lomba mengaji tingkat
kecamatan. Ketika mengikuti lomba tingkat kabupaten, pasti semua orang menuntut
kamu untuk jadi pemenangnya. Apalagi kalo juara dari kecamatan lain gak ikutan.
Orang-orang akan banyak menaruh harapan yang akan membuat bahumu terasa semakin
berat menjalani perlombaan tersebut. Ketika menang, semua akan bangga, namun
ketika kamu berada dalam keterpurukan. Tidak semua akan membangunkan kamu. Itu
kenyataannya. Anak pertama slalu dijadikan contoh, bahasa lebih tepatnya
dipaksa untuk jadi contoh bagi anak-anak berikutnya. Hal yang tidak adil
terjadi dalam percontohan di dalam keluarga. Bila anak pertama gagal, maka
orang tua akan membandingkan hasil yang diraih dengan hasil gemilang yang
pernah diraih oleh kedua orang tua tersebut. Atau membandingkannya dengan hasil
yang diraih oleh anak-anak berbakat lainnya.
In the other side hal bertolak belakang
terjadi pada anak kedua, dia jarang sekali dibandingkan dengan mereka (orang
tua), malah dibandingkan dengan anak pertama yang notabene-nya sama-sama anak.
Hal tersebut akan mengurangi beratnya kepala anak kedua untuk memikirkan
tentang persaingan. Dalam hal ini anak pertama cenderung lebih stress dan
dituntut untuk berbuat lebih baik dalam sebuah keluarga.
Dari sekian banyak beban derita
yang harus dipikul oleh anak pertama, ada juga banyak hal indah yang tidak bisa
dirasakan oleh anak kedua. Nah ini dia yang dibilang “mumpung gue lahir lebih
duluan”. Tentunya anak pertama sangat dirindukan kehadirannya pada setiap
pasangan pengantin baru, segala sesuatu dipersiapkan semaksimal mungkin, karena
dia anak pertama. Hal ini sama seperti ketika seorang mahasiswa diterima di
kampus, ada begitu banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari baju, buku,
sepatu, laptop, dan lain sebagainya. Namun ketika memasuki semester kedua,
sepatu lama masih bangus, ngapain beli yang baru. Orang tua yang menanti anak
pertama sangat berhati-hati, karena memang belum ada pengalaman tentang ini.
Kalau si anak menangis, bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana juga ketika ini
dan ketika itu blab bla bla…
Persiapan menanti anak pertama
yang biasa dilakukan mulai dari mempersiapkan pakaian, mainan dan lain
sebagainya. Anak pertama mendapat porsi yang special. Ketika anak kedua lahir,
dia masih bisa peke mainan kakaknya dan baju kakaknya juga masih bagus, kenapa
harus beli baju baru. Karena pertumbuhan bayi itu sangatlah cepat yang membuat
anak pertama banyak menikmati hal-hal baru dalam hidupnya.
At least, berbanggalah menjadi
anak pertama, karena anak pertama sangat diharapkan untuk bisa berdiri di
depan, menjadi orang yang diikuti lebih baik daripada mejadi pengikut. Dan
membuat orang lain mengikuti kita tidaklah mudah. System sudah mengatur
semuanya sehingga hal ini otomatis terjadi dalam kehidupan kita. Ketika
dijadikan harapan untuk keluarga, maka tugas kita, buktikan kalau kita mampu,
buktikan bahwasanya kita bisa. Tantangan hadir untuk dilumpuhkan, bukan untuk
ditakuti atau untuk lari. Jadilah pemenang, bukan pecundang. Ketika orang-orang
mengatakan anak pertama itu bego’, abaikan saja, semua itu terjadi karena
keadaan, bukan bawaan.
Selesai..
tapi mslh nya gw bukan anak pertama , bukan juga anak kedua,,, huahhh :(
BalasHapussalam kenal kk :D
tapi masih jd anak kan? haha..
HapusYupp :D
iya, gue anak pertama dan emang bener sih gue selalu dibanding-bandingkan sama orang tua gue atau sama anak lain dan itu sangat membebani gue. bayangkan, dari kecil gue udah diarahkan (tapi agak memaksa) untuk jadi dokter, padahal otak kanan gue lebih mendominasi. ketika gue memilih untuk masuk IPS, papa gue sangat kecewa. mungkin karena takut adik-adik gue akan mencontoh gue.
BalasHapusdan emang bener, jadi anak pertama itu enak. gue punya lebih banyak foto di album dibandingkan dengan adik-adik gue soalnya mama dulu masih rajin fotoin gue karena gue anak pertama dan mungkin kasih sayang ortu ke gue belum terbagi-bagi ke yang lain jadi gue dapet banyak perhatian.
ternyata rata2 yang dialamin anak pertama itu hampir sama ya, tapi gimana pun kita tetap anaknya kok :)
Hapusho ho,,,I was born the last...and felling so wrong with my childish...
BalasHapusdoesn't matter matter about that, cuma belum dewasa aja kalii ..
Hapusmasalahnya ane anak unggal,bkal nanggung beban lbih berat drpda sulung.
BalasHapuspaling gak perlu jadi perbandingan dengan adik sendiri lah..
Hapussalam kenal ya gan,
BalasHapusfollow blog saya ya :D
thanks loh!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus